Kamis, 02 Juli 2020

Pengintip Sholehah

Pengintip Sholehah (1)
By Tek Nun

Tek Nun tampak grusuk grasak mengambil posisi aman. Ia tak mau ketinggalan informasi yang sudah merebak kemana-mana. Dan bahkan sudah menjadi buah bibir masyarakat.

"Geser dikit," ucap Tek Nun kepada salah seorang temannya dengan setengah berbisik.

"Jangan brisik. Kalau ngg jago ngintip ngg usah ikut-ikutan. Bikin gaduh aja lo." 

"Tenang. Kau lihat aja nanti apa hasilnya. Belum tau kau kalau aku nenek moyangnya tukang intip."

"Husssttt, diam. Pasang mata dan telinga baik-baik," perintah Wak Bordir dengan semangat.

Tek Nun mulai action. Ia pusatkan penglihatan dan pendengarannya. Lalu, memperhatikan lamat-lamat apa yang ada di depan matanya.

"Ooo...jadi begini caranya. Dicopot satu persatu, ucap Tek Nun dengan pelan.

"Diamlah kauuu," Wak Bordir menutup mulut Tek Nun dengan kasar.

"Santuy lah kau Bordir. Jangan kasar gitu dong. Hancur ini lipstikku. Ngg tau apa, ini lipstik kreditnya belum lunas,"ucap Tek Nun dengan kesal.

Sementara di tempat lain, Tek Sulam masih berusaha keras agar cepat mendarat di tkp. Tampak ia agak kesusahan berjalan. Selain keadaan jalan yang aspalnya yang tidak rata, juga terganggu dengan sepatu yang ia pakai.

"Bagaimana lah ini pemerintah. Sudah aku perintahkan mengucurkan dana untuk perbaikan jalan, masih saja belum dilaksanakan. Penting pula membangun jalan tol dari pada jalan desa," rutuk Tek Sulan.

Suit suiiit...

Seorang pemuda menggoda Tek Sulam dari atas motor. Mereka usil karena melihat Tek Sulam yang berjalan bak artis india. Lenggok kiri lenggok kanan amboy...

"Suit-suit emak lo. Tergoda lo liat tubuh bohay gue?" Tanya Tek Sulam dengan sadizzz

"Lariiiiii...," ucap pemuda itu sambil ngegas motornya.

Generasi yang seperti ini ni yang ngg tau sopan santun. Bukannya dibantuin untuk ngantarin aku ke tempat tujuan, malah balik menggoda. Emang aku janda apaan? Tek Sulam tampak kian geram.

"Kertas mana kertas?" Ucap Tek Nun pada Wak Bordir.

"Lo bener-bener gile ya? Kapan selesainya ini ngintip kalau lo resek begini," ucap Wak Bordir kesal.

"Kalau ngg dicatet ntar gue lupa."

"Dasar mak-mak pikun."

"Cepat mana kertasnya. Bentar lagi selesai itu."

"Peduli amat. Egepe."

Tak dapat respon yang baik dari Wak Bordir, akhirnya Tek Nun menuliskan apa yang telah diamatinya dengan paku di dinding papan tempat ia mengintip. 

Ada tiga poin yang bisa ia dapatkan dari hasil intipannya. Opening, uraian tokoh cerita beserta lakuannya, dan closing.

"Woiii...tunggu aku," sorak Tek Sulam dari kejauhan.

Mendengar ada suara teriakan, Tek Nun dan Wak Bordir spontan balik kanan untuk menjauh dari tkp. Namun, baru saja membalikkan badannya, tiba-tiba ...

#pengintipsholehah1
#menulisitusedekah
#menulisitumenyembuhkan
#virusbahagia