Selasa, 16 Februari 2021

Muara Kata

 Muara Kata

By Tek Nun



"Terjebak, terjebak, terjebak. Uhhh, sebel, sebel, sebel," ucap Tek Nun sambil memukul-mukulkan tangannya ke meja. 


"Napa, Tek Nun?" sapa Upiak Banun.


"Sebellll."


"Sebel kenapa?"


"Aku terjebak."


"Terjebak dimana?"


Tek Nun tak langsung menjawab pertanyaan Upiak Banun. Ia masih terus merungut. Entah apa yang sedang dipikirkannya. Dari raut wajahnya ia tampak sangat kesal sekali.


Melihat ekspresi wajahnya, Upiak Banun menahan nafsu keponya untuk sememtara waktu. Jika ia pepet terus dengan pertanyaan bisa-bisa ia yang akan menjadi pelampiasan kekesalannya. Dan Upiak Banun tak mau hal ini terjadi.


"Desak ajalah, ngapain juga takut," ucap suara dari arah kiri Upiak Banun.


"Jangan. Loe mau jadi sasaran amuk kekesalannya?" suara dari sebelah kanan ikut menimbrung. 


Upiak Banun terus melanjutkan pekerjaannya. Konektor rajut pesanan tetangganya tinggal beberapa buah lagi. Sambil terus memperhatikan Tek Nun dengan sudut matanya. 


Tak mau menunggu lama, akhirnya Tek Nun berinisiatif ke dapur untuk membuat dua gelas kopi hangat. Kemudian ia suguhkan kepada Tek Nun. Berharap agar suasana yang membeku ini bisa sedikit mencair.


"Minum dulu, Tek," ucap Upiak Banun dengan suara selembut mungkin.


"Duh, kenapa nggak dari tadi sih."


"Apanya?"


"Ya, kopinya."


"Tek Nun nggak ngomong, sih."


"Owh iya," jawabnya sambil tangannya memegang gelas.


Setelah minum beberapa teguk, ekspresi Tek Nun mulai agak tenang. Upiak Banun tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Ia tinggalkan rajutannya kemudian berpindah posisi duduk di dekat Tek Nun. Namun, sebelumnya ia minum terlebih dahulu.


"Tek," sapa Upiak Banun lembut.


"Ya," jawabnya singkat.


"Ada masalah ya, Tek?"


"Bukan sekadar masalah lagi, tapi ini sudah membuat pertahanann diriku jebol."


"Maksudnya?" jawab Upiak Banun agak terkejut dan membuat rasa keponya naik seketika. 


Berkat keliahaian Upiak Banun mengorek-ngorek.


"Bukan memgorek-ngorek tong sampah ya. Ingat, bukan memgorek tong sampah."


"Iya iya. Nyinyir banget sih."


Oke. Akhirnya, berkat kenyiyiran Upiak Banun, maka didapat juga apa yang menjadi incarannya. Tek Nun, membeberkan apa yang membuat keningnya kerut seribu. Ternyata ...


"Menunggu ya?" 😁


#menulisituekspresidiri

#menulisituhiburan

#menukisituluapanperasaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar