Senin, 27 Mei 2019

Pola 1 lat 8

Latihan (8)

Lebaran
By Noer

Betapa aroma lebaran itu sungguh menusuk-nusuk hidung. Membuat umat muslim berlomba-lomba untuk merayakan dengan cara mereka masing-masing.

Mulai dari, Mudik lebaran,
Baju baru lebaran, Sandal lebaran, Kue lebaran, Gorden lebaran, dll.

Mudik lebaran
Bagi perantau, mudik adalah momen yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Lihat saja di pelabuhan, gerbang tol, di jalanan. Mereka berpacu dengan waktu. Ada yg peduli dengan keselamatan, ada juga yang menganggap sepele.

Hingga petugas kepolisian tak alfa mengingatkan mereka untuk lebih mementingkan keselamatan. Namun peringatan dan himbauan kadang tinggal slogan. Tak sedikit dari pemudik yang menjadi korban ulah tak mengindahkan aturan.

Walau sudah di pasang pamflet di mana-mana. Menyuarakan agar menomorsatukan keselamatan, namun yang ingkar tetap ingkar. Kembalikan pada diri masing-masing.

Selamat atau celaka?

Baju lebaran
"Baju baru alhamdulillah
Ķan dipakai di hari raya
Ngg ada pun ngg apa apa
Masih ada baju yang lama.

Walau demikian masih saja emak-emak rela berdesak-desakkan di pasar. Tak jarang pula momen seperti itu dimanfaatkan oleh orang-orang untuk meraup untung dengan sediki usaha.

Copeeettt...

Ada copet tuh, seorang ibu paroh baya langsung mengamankan dompet dan tas kecilnya di bawah ketiak.

Ada yang berani ngambil? Coba aja kalo berani, jika mau dijambak. Ha ha ...

Ok, kita lanjutkan.
"Bundaaa..., dedek nak pipis", sorak si kecil dari ruang tengah.

Ya
Ya

Bentar ya, aku nganter si Dedek dulu ke belakang.

Tik
Tik

Sampai dimana tadi? O iya baru baju lebaran.

Lanjut, sandal lebaran. Tak kalah sengitnya dari baju lebaran. Sendal juga ikut. Ngg mau ketinggalan.

Sejauh mata memandang di Jl.Minangkabau Pasar Atas Bukittinggi, penuh sesak oleh pembeli. Tak hanya warga lokal saja yang ikut berbelanja, dari luar kota juga ikut menyerbu.

Hingga karyawan toko kewalahan melayani. Tapi tak apalah, asalkan laci kasir penuh dengan uang.

Sudah?

Ternyata belum. Kue lebaran siap menunggu pembeli. Dari pagi, Buk Nur sudah siap siaga kedai kue miliknya. Beragam kue lebaran tersedia. Mulai dari kue zaman old sampai kue zaman milenial. Silakan mampir!

Pagi berganti siang. Pelanggan Bu Nur mulai ramai. Tampak kewalahan juga ia melayani. Untung Santi anak bungsunya datang menolong. Pelanggan dilayani tanpa ada satupun yang terabaikan.

Bismillahirahmaanirrahiiim...
Terdengar suara lantunan ayat suci dari masjid Agung. Rupanya, matahari mulai bersembunyi. Pertanda malam mulai menjelang.

Eitsss...
Sabar, ada yang tertinggal satu lagi.

Gorden lebaran
Klw berbicara masalah gorden, ini spesialis emak-emak.

"Masuak lah, Ni. Caliak lah lu." Seorang karyawan di salah satu kedai gorden menyapa Bu Ta.

Setelah puas tengak dan tengok, jatuhlah pilihan Bu Ta ke gorden warna merah.

"Bia lah maha maha saketek asa lai sirah", begitu selorohnya orang minang.

Maksudnya. Biarlah harganya mahal, asalkan warnanya merah.

Untuk hari ini cukup petualangan untuk persiapan menyambut hari lebaran. Esok jika masih ada yang kurang, cusss lagi ke pasar.

Ea
Ea

#polahipnotikJeWe45
#bahagiadenganmenulis
#menulisitusedekah
#virusbahagia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar