Senin, 09 Maret 2020

Sepenggal Pesan


PEMBUNUH TAK BERWAJAH (Part 23)

Sepenggal Pesan
By Noer Cakrawala

Makin keras pertempuran, makin indah kemenangan.

Dua minggu sudah Noe berada di kampusnya. Beberapa tugas telah selesai ia kerjakan. Sesekali ia harus begadang untuk menebus ketinggalan materi. Dan ujian semester kian mendekat.

Noe seperti tersulut emosi saat mengingat ujian semester. Artinya sebentar lagi ia bisa kembali ke kampung halamannya. Karena ada misi besar yang harus ia tuntaskan.

"Udah Noe...masih ada hari esok," tegur Endang teman sekamarnya.

"Iya dikit lagi."

"Awas...ntar laptop protes lo."

"Maksudnya?"

"Masa ia tak boleh istirahat. Siang atau malam tak ada jeda. Ntar subuh di bangunin lagi."

"Laptopnya baik kok. Ya kan laptop?" Noe seakan memaksa laptop untuk mengatakan setuju.

Tanpa menghiraukan Endang teman sekamarnya, Noe terus menghentak-hentakkan jemarinya di keyboard laptop. Sesekali berhenti untuk membolak balik buku referensi. Kemudian lanjut lagi mengetik.

Irama hentakan jemari Noe terasa indah di telinga. Endang yang sedari tadi membaringkan tubuhnya di kasur mulai terlelap. Tinggallah Noe dengan seabrek tugas kuliahnya.

Jam di layar laptop baru menunjukkan pukul 21.12 wib. Namun suasana di kos sudah mulai sepi. Hanya suara musik yang terdengar dari kamar yang sebelah.

Tung
Tang

Sebuah notifikasi pesan masuk membuyarkan konsentrasi Noe. Ia alihkan pandangannya ke arah sumber suara. Kemudian memutar badannya untuk mengambil hp dari dalam tas.

Sedari siang Noe tak begitu peduli dengan hpnya. Selain banyak tugas yang harus diselesaikan, ia sengaja menahan diri untuk menghindari penggunaan hp terlalu lama. Karena kepalanya masih sakit jika terlalu lama menatap layar hp.

Ini saja untuk berada di depan laptop ia sudah menggunakan kaca mata anti radiasi. Padahal keluarganya tak punya riwayat pakai kaca mata. Tapi semenjak ia sakit, kepalanya sering sakit jika terlalu lama menatap layar hp atau laptop.

Saat mengusap layar hp, rupanya bukan sebuah pesan yang tampil, tapi sebuah pengingat yang entah kapan dibuatnya.

["Noe, kalau kamu benar2 menyayangi nenek, segera bongkar penyebab kematian nenek. Karena ada sesuatu yang tidak beres!"]

Sepenggal tulisan yang langsung menerbangkan pikiran Noe ke kampung halaman. Sepenggal pesan yang kembali mengingatkan Noe pada barang bukti dan nama-nama orang yang akan diwawancarainya.

Noe kembali membuka buku memo yang ada dalam tasnya. Sebuah buku berwarna orange dan bermotif batik mengaduk-ngaduk pikirannya. Sebuah catatan kecil yang kembali membawanya pada suasana yang sebenarnya tidak diinginkannya. Namun ia pun tidak bisa mengelak dari keadaan. Semua sudah menjadi ketetapanNya.

Sekuat apapun perasaanmu pada satu nama, pada akhirnya akan tetap tunduk pada ketetapanaNya.

#virusbahagia
#menebarvirusbahagia
#membagienergicinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar