Senin, 02 Maret 2020

Pencuriii....(IDE)

Pencuriii....(IDE) By Noer

Priiiiiit...

Raungan pluit memaksa Tek Nun untuk menghentikan motor tuanya dengan paksa. Seakan suara pluitnya tepat di pangkal telinganya. Sebuah motor gede dan seorang polisi berseragam lengkap menghampirinya.

"Selamat siang...silakan keluarkan ktp dan sim," perintahnya dengan tegas.

Tek Nun yang belum pernah berurusan dengan polisi ciut juga nyalinya. Dalam hatinya, "ini polisi apa malaikat penjaga neraka?"

"Napa Tek Nun?" Tanya lampu merah.

"Bukan wajahnya saja yang sangar, suaranya pun mengalahkan suara bom hiroshima."

"Emang Tek Nun pernah dengar?"

"Pernah."

"Boong.."

"Benar...dengar ceritanya."

"E alahhhh."

Setelah ktp dan sim di tangan polisi, bukannya ia diam. Malah menambah volume suaranya. Lampu merah yang barusan bertukar hijau kembali merah karena kaget mendengar suara pak polisi.

"Saya tunggu anda di kantor!" Ucap polisi itu sambil berlalu serta membawa ktp dan berkas yang lainnya.

Asli manggaretat lutut Tek Nun. Tak tau apa yang harus dilakukannya selain mengikuti perintah polisi itu. Semua berkas dan surat menyurat motor kendaraan pergi bersama si sangar itu.

Padahal baru bulan kemaren Tek Nun mengurus pajak agar tak berurusan dg orang2 seperti itu. Selain itu Tek Nun termasuk orang yang taat pada aturan. Alhamdulillah...

"Anda yang bernama Tek Nun?" Tanya salah seorang petugas.

"Betul dan benar sekali." Tek Nun menjawab dengan mantap.

"Surat2 anda semua lengkap. Hanya saja di ktp terdapat data yang fatal dan sangat mencurigakan."

"Maksud, Bapak?" Dengan suara lemah gemulai.

"Biaso se lah gaya Tek Nun," ucap tali sepatu pak polisi.

"Tenang aja lah kau. Ini aku udah manggaretat ini aaaa," tek nun mulai panik.

Tek panik. Selama ini tak ada masalah dengan ktp nya. Apa pula hubungan ktp dengan urusan kendaraan bermotor? Sim ada, stnk punya. Motor milik sendiri. Apalagi yang salah?

Berbagai macam pertanyaan dalam krpala Tek Nun. Sejak punya ktp baru kali ini ktp nya bermasalah.

"Sejak kapan anda mencuri?" Tanya polisi dengan suara besarnya.

Saraso patuih tangah hari Tek Nun mendanga pertanyaan pak polisi. Mata Tek Nun tampak melotot dan mulutnya separo menganga.

"Apa? Saya mencuri?" Menjawab dengan nada suara bergetar.

Melihat tek nun ketakutan dan mendengar suaranya bergetar, polisi semakin yakin dengan apa yang dilihatnya. Ia berniat akan mengusut tuntas apa yang selama ini di sembunyikan tek nun.

"Bapak yakin dengan apa yang barusan di tuduhkan kepada saya?" Tanya tek nun dengan tenang.

"Yakin dengan data yang ada," jawab polisi.

"Dataaa... maksud, Bapak?

"Ini" sambil menyodorkan ktp.

Tek nun memperhatikan ktp nya lamat2. Tak ada yang aneh dari ktp itu. Warna birunya masih bagus. Foto masih terlihat dengan jelas. Huruf dan angka tak ada yang rusak.

"Maksud, Bapak apa ya? Tanya Tek Nun tak mengerti.

"Anda lihat data di bagian pekerjaan. Mengapa di sana tertulis pekerjaan: 'PENCURI IDE," ucap polisi itu dengan kesal.

Mendengar penjelasan pak polisi, Tek Nun tampak tersenyum bahagia. Ketakutan yang sedari tadi menguasai diriny terbang ke udara bersama kepulan asap rokok pak polisi. Akhirnya tek nun kembali merasa lega. Ia yakin bahwa beberapa menit lagi ia akan keluar dari kantor polisi ini dengan senang dan bahagia.

"Ayo jawab, perintah polisi masih dengan suara garangnya.

"Ya Pak. Benar saya seorang pencuri. Ini beberapa barang bukti saya bawa," sambil menyodorkan hp ke tangan polisi.

"Whattttt....sambil melotot dengan mata besarnya. Maksudnya ibu seorang pencuri," ucap polisi itu dengan tepuk jidad.

"Iya. Tepatnya pencuri ide."

"Bilang dong dari tadi, Bu."

"Apa yang mau saya bilang. Saya aja ngg tau apa salah saya. Bapak juga sih, ngapain juga saya dibawa ke sini." Ucap Tek Nun balik menyerang.

"Ya sudah. Silakan ibu keluar. Dengaan syarat jangan jadikan saya sebagai tokoh kejam dalam cerpennya," ucap polisi sambil bermohon

"Ya... ya... siap, Pak. Kalau tidak lupa. Kalau lupa maafkan saya."

"Kena lo," ucap Tek Nun dalam hati. Sambil keluar ruangan dengan perasaan lega.

Melihat itu perlu dengan pemahaman yang tinggi. Karena yang terlihat belum tentu apa yang sesungguhnya terjadi.

#menulisitusedekah
#virusbahagia















Tidak ada komentar:

Posting Komentar