Senin, 30 Desember 2019

Panci Kebahagiaan


"Ini bukuku, mana bukumu?"  ucap uni Tria Cahaya sambil mengangkat cover bukunya.

Suaranya terdengar menggema di semua kelas. Kelas reguler, kelas premium dan kelas Internasional dipenuhi suara kebahagiaan.

Aku yang masih menikmati liburan terus memantau dari jarak jauh. Embun paginya menyentuh bagian dalam rasaku. Warna hijau dan percikan embun di cover bukunya begitu menyejukkan. Namun, membakar semangat panci bahagiaku.

"Panci bahagia? Maksud, Uni?" Tanya goreng ubi di atas piring.

"Iya. Panci kebahagiaan. Kau lihat betapa pencuri embun pagi uni Tria Cahaya mampu menyedot perhatian seluruh gen JW. Tampak panci bahagianya hampir penuh. Dan siap melimpah ke mana-mana."

"Ayo siap-siap, Uni. Siapkan juga panci kosong biar kalau melimpah langsung siap siaga."

"Asiaaaaaap." Jawabku dengan semangat 45.

Cuaca dingin sore ini tak mampu mendinginkan suasana hatiku. Aura pencuri embun pagi seakan mendesakku untuk terus menemukan beberapa bukti pembunuh tak berwajah.

"Pembunuh tak berwajah apa kabarnya?" Tanya pisau di atas meja.

"Insyaallah baik. Ia sedang mencari beberapa barang bukti lagi."

"Kenapa lama banget?"

Aku tak mau menjawab. Ntar dibilang ternak alasan. Padahal emang demikian adanya. Ideku sekarang lagi ambiyar bersama panci gosong.

Panci gosongku kini telah merambah kemana-mana. Walau telah gosong auranya masih tetap tampak kuning keemasan. Warna yang semua orang ingin memiliki.

Tak asa yang sehitam gosong panci. Namun, hitam bukan sembarang hitam. Hitamkan tekad untuk menjadi penulis laris.

Cie
Cie

"Penulis laris ni ye...," jagung rebus kembali melempar godaan.

"Iya dong. Gen JW gitu."

Tak satu jalan ke Roma. Tak ada istilah tak punya ide. Bagi gen Jw apapun bisa menjadi jembatan menjadi sukses.

Lihat sajat tulisan para gen JW. Pencuri jadilah Pencuri Embun Pagi. Pembunuh disulap menjadi Pembunuh Tak Berwajah. Gila menjadi Aku Mencoba Gila. Markonah, sebuah nama kampung yang diramu menjadi nama internasional. Markonah Elizabet. Dan juga bara yang berubah menjadi Bara Kasih.

"Panas eyyy," sorak seekor nyamuk.

"Bara bukan sembarang bara. Tapi bara yang terkasih.

Cuit
Cuit

Bagaimana sobat? Masih ngg yakin kalau panci kesuksesan mampu mengubah nasibmu?

#JW60
#jeniuswriting
#menulisitusedekah
#virusbahagia

2 komentar:

  1. Masya Allah..uni Noer benar benar aku salut tingkat tinggi .. terima kasih uni .. aku selalu menunggu pembunuh tak berwajah hadir dalam dekapanku ... ������

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih uni...pencuri embun pagi lebih keren lagi.

      Hapus