Minggu, 14 Juli 2019

Adrenalin Melempar Sepeda

*Adrenalin Melempar Sepeda*
*By Noer*

Adek tampak begitu sangat riang mendengar ajakan Atuk ke rumah Celok @⁨dr. Darmanelly⁩. Apalagi naik becak. Adek melonjak geringan.

"Ayo cepat, Atuuuk", sambil menarik-narik tangan Atuk.

Adek nampak tak sabaran lagi. Semangatnya nampak menggebu-nggebu.

"Cepat cari topinya. Biar kepalanya ngg kepanasan", perintah Atuk pada Adek.

"Ibuuuk, mana topi, Adeeek", bersorak sambil berlari ke kamarnya. Sementara Atuk mengeluarkan becak dari kandangnya.

Tit
Tit
Tit

Bunyi klakson becak Atuk seakan memanggil-manggil Adek agar cepat. Sementar Adek masih berputar-putar mencari topinya di kamar.

"Dimana Adek tarok?", tanyaku sambil membantu mencari. Setelah puas mencari akhirnya ditemukan. Topinya ada dalam keranjang bersama mainan lainnya.

"Ini dia, Dek".

Adek memgambil topinya secepat kilat dari tangannku. Kemudian langsung berlari keluar menghampiri Atuk yang sedari tadi telah menunggunya.

"Ayook, Tuk. Kita berangkat.

"Siap, Bos", jawab Atuk.

Atuk begitu tampak semangat mengayuh becaknya. Sementara Adek begitu bersemangat menikmati perjalananya menuju rumah Celok. Rumah yang sekaligus tempat prakteknya. Ia menikmati perjalanan sambil bersenandung.

Saya mau tamasya
Berkeliling keliling kota
Hendak melihat-lihat keramaian yang ada
Saya panggilkan becak
Kereta tak berkuda
Becak, becak, coba bawa saya

Saya duduk sendiri sambil mengangkat kaki
Melihat dengan asyik
Ke kanan dan ke kiri
Lihat becakku lari
Bagaikan tak berhenti
Becak, becak, jalan hati-hati

Tak berapa lama Atuk dan Adek sampai di depan rumah Celok. Adik turun denga  hati-hati sementara Atuk memarkir becaknya di samping halaman yang agak teduh. Di bawah pohon jambu merah.

Tampak beberapa orang sedang duduk di teras rumahnya Celok.

"Assalamualaikuuum", ucap Atuk sesampai di depan pintu rumahnya Celok.

"Waalaikum salaaam", terdengar sahutan dari dalam.

Celok keluar dan menghampiri Atuk dan Adek.

"Wahh ada Atuk, Adek. Silakan masuk dulu. Aku ada pasien satu orang lagi", ucap Celok.

"Ya ya. Silakan", jawab Atuk dengan senyum kempotnya.

"Bibiii, buatkan minum dua", sorak Celok kepada pembantunya sambil menuju ruang perawatan".

Tak lama kemudian pembantu Celok keluar dengan membawa dua gelas minuman dengan nampan.

"Silakan diminum, Tuk, Adek", tegur si Bibi.

"Iya, Nak. Terima kasih".

Atuk merasa Celok sudah seperti anak kandungnya sendiri. Karena layanannya sebagai dokter sangat profesional. Sehingga siapa saja yang datang berobat kepadanya akan merasa senang. Baik anak kecil maupun orang dewasa.

Jika senyum membuat bahagia. Bersilaturrahmi membuka jalan ke surga. Mengapa permusuhan jua yang di raba.

#JeWe45
#tugas4part3
#bahagiadenganmenulis
#menulisitusedekah
#virusbahagia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar