Senin, 17 Juni 2019

Hp Ikhlas Melupakan

*Tugas (4)*

*Hp Ikhlas Melupakan*
*By Noer*

Jika berbohong menjadikan munafik. Jujur pintunya surga. Lalu kenapa banyak yang melupakannya?

Ikhlas!
Satu kata yang memiliki makna dalam. Tak semua orang yang sanggup memikul kata itu. Walau bentuknya kecil, namun beratnya lebih berat dari dunia dan isinya. Hanya orang-orang yang imannya tinggi yang mampu memikul kata ikhlas tersebut.

Dalius nama anak itu. Baru berumur 4 tahun sudah bisa bermain sendiri. Bermain mobil-mobilan, bermain layang-layang, dan bermain bola. Bermain bola yang paling ia sukai.

Brakkk...

Dinding rumah yang berbahan dasar kayu itu tiap sebentar kena tendang. Namun si Bocah tak memedulikan. Yang penting bagi dia, bolanya bisa mantul.

"Aduh..." berkali-kali dinding megerang kesakitan. Namun tetap si Bocah tak peduli.

"Buyuuung, (nama panggilan si bocah) udah mainnya, ayo mandi", sorak ibunya suatu ketika.

"Ntar lagi, Bu. Aku lagi main", begitu biasanya jawaban ini bocah.

Ia akan selalu lupa waktu jika telah bertemu dengan benda bulat. Apalagi kalau bukan bola. Bukan donat ya...!

"Bulat-bulat bolong tenga e, namanya...?
Kue donaat" tentunya.

Tiba-tiba suatu hari si Buyung demam tinggi. Sudah berbagai pengobatan dilakukan, namun si Buyung tak jua memperlihatkan tanda-tanda akan sembuh.

Mujur tak dapat diraih. Malang tak dapat ditolak. Akhirnya si Buyung pulang ke pangkuan Ilahi Rabbi. Kembali bermain di taman surgaNya Allah.

Ibu mana yang kuat melepas kepergian anak tercinta untuk selama-lamanya. Kalau bukan bersarang sifat ikhlas dalam dirinya. Berat, namun karena level ikhlas yang dimilikinya, akhirnya ia mampu menerima takdir tuhan.

Air diminum rasa duri. Nasi dimakan rasa sekam. Itulah yang dirasakan si ibu sepeninggal si Buyung. Tak mudah memang. Setiap sudut bayangan si bocah selalu hadir. Semua mainan dan pakaian sangat begitu menghantui.

Hp apa lagi. Memori card dipenuhi foto sang bocah. Hingga si ibu tak mau jauh-jauh dari hp. Setiap melihat hp bayangan itu menyapa. Namun menyiksa dan menyakitkan.

Jauh di mata dekat di hati!

Brukkk!

Tiba-tiba terdengar suara sebuah benda jatuh. Si ibu buru-buru keluar kamar mencari tau. Rupanya hp yang ia letakkan di atas meja makan tadi sudah berserakan di lantai.

"Udaaa" pekik si Ibu pada suaminya.

Suaminya spontan masuk ke dalam rumah mendengar pekikan istrinya. Padahal ia sedang asyik memandikan si revonya. Motor hitam kesukaanya.

Sampai di dalam ia lihat istrinya menangis. Si Uda heran, kenapa istrinya menangis. Rupanya ia menangis karena hpnya jatuh dari atas meja.

Ia raih hp yang masih di pegang suaminya. Kemudian dicobanya memencet tombol on. Hp tak merespon sedikit pun. Ia coba beberapa kali, namun no respon.

"Ini pertanda, Dek. Kita harus mengikhlaskan kepergian Buyung", ucap suaminya lirih.

Tangisan si Ibu semakin keras. Berkat bujukan suaminya, akhirnya tangisan itu mereda. Air mata di pipinya berhenti mengalir bertepatan dengan azan dikumandangkan muazin dari mesjid terdekat.

Suami istri itu bergegas mengambil wuduk. Kemudian berjalan ke mesjid. Melaksanakan salat zuhur berjamaah. Dan tak lupa berdoa. Agar dikumpulkan lagi di surga bersama buah hatinya kelak.

Aamiin...

#JeWe45
#polaLDA
#bahagiadenganmenulis
#menulisitusedekah
#virusbahagia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar