Kamis, 20 Juni 2019

Kipas Angin Elegan Mewakafkan

*Tugas (12/2)*

*Kipas Angin Elegan Mewakafkan*
*By Noer*

Si Adek memutar-mutar badannya di depan kipas angin yang kecepatanya sudah level tinggi. Sesekali ia dekatkan bibirnya kemudian mengeluarkan suara. Suaranya terdengar bergetar.

Ghghgh
Ghghgh
Ghghgh

Ia terlihat bahagia sekali. Semakin suaranya dikeraskan semakin terdengar jelas getarannya. Ia ketawa dengan lepas tanpa beban.

Ha
Ha
Ha

"Adek, jangan mainan kipas anginnya. Ntar bibirnya copot lo", tegurku.

Si Adek langsung menjauh dari kipas angin. Mungkin ia merasa takut dengan apa yang barusan aku ucapkan.

Berada dekat kipas angin setelah mandi keringat tentunya sangat sejuk dan adem. Itu yang sering dilakukan si Adek. Namun aku sering menegur dia. Karena takutnya kurang bagus untuk kesehatan. Tapi yang namanya anak-anak kadang sulit memberikan pengertian. Diperlukan kesabaran ekstra tinggi.

"Udah ya, Dek. Kipas anginnya di matiin aja. Bentar lagi juga dingin kok ", perintahku.

"Ya, Bu." Si Dedek memencet tombol of. Dan kipas angin berhenti berputar.

"Kalau badannya udah agak dingin mandi ya, Dek"

"Ya, Bu", ia menjawab sambil memainkan mobil-mobilannya di lantai.

Inilah dunianya anak-anak. Tak pernah merasa capek untuk bermain. Bagi mereka dunia adalah tempat bermain. Tak lebih dari itu.

Tergantung kita sebagai orang tua.  Bagaimana agar saat belajar anak-anak bisa fokus untuk belajar.

"Allahu akbar allahu akbar", muazin megumandangkan suara azan di mesjid dekat rumah. Aku lirik jam yang menggantung di dinding menunjukkan pukul 15.47 wib. Benar, waktu salat ashar telah masuk.

"Adeeek, cepat mandi. Udah azan", aku bersorak menyuruh si Adek.

"Oke, Bu", dengan gaya khasnya si Adek.

Setelah si Adek selesai mandi, aku juga mandi kemudian melaksanakan salat ashar.

Kipas angin yang berdiri dekat meja tv tampak elegan sekali. Namun aku tak berniat untuk mendekatinya. Sepertinya ia masih ikhlas mewakafkan angin dari hasil putarannya.

Namun karena udara sudah agak dingin, tak seorang pun yang menegurnya. Namun ia tetap tegak danpercaya diri. Karena baginya memberi itu tak harus mengharap balasan.

#JeWe45
#polaLDA
#bahagiadenganmenulis
#menulisitusedekah
#virusbahagia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar