Selasa, 18 Juni 2019

Mukena Dahsyat Merestui

*Tugas (9/2)*

*Mukena Dahsyat Merestui*
*By Noer*

 "Aku ikhlas seikhlas-ikhlasnya menjadi teman saat kau melenggang masuk surga."

Begitu ucap mukenaku pagi ini. Ia tak mau kalah beraffirmasi seperti gen JeWe yang tak henti-hentinya menancapkan affirmasi di pikirannya setiap hari.

"Ayo, Uni bangun."

Terdengar suara sayup-sayup sampai menyapaku. Aku terbangun. Kulihat jam di dinding kamarku baru pukul 04.00 wib.

"Siapa yang membangunkanku sepagi ini?", tanyaku dalam hati.

"Assalamualaikum, Uni", suara itu terdengar kembali.

Aku kucek mataku. Kemudian berusaha duduk dengan mata yang masih mengantuk berat.

Saat posisi duduk di pinggir ranjang dan kaki menjuntai ke bawah, tampak seulas senyum indah menatapku. Dari siapa lagi kalau bukan dari 'Mukena' yang warnanya putih bersih. Menggantung pada jemuran mini di samping lemari.

"Ngapain kamu membangunkan aku, Mukena", sapaku dengan suara parau bangun tidur.

"Sudah pagi, Uni. Ayo buruan ambil wuduk. Masih bisa tahajjud dua rakaat". Mukena mengingatkanku.

Aku tersentak. Kemudian langsung membangunkan suamiku yang masih setia dengan dengkurannya.

"Uda, ayo bangun, sudah pagi", sambil menggoyang-goyangkan bahunya.

"Iya", jawabnya. Namun matanya masih belum dibuka.

Aku langsung bergerak ke kamar mandi untuk mengambil wuduk. Saat keluar kamar mandi rupanya si Uda sudah antrian untuk berwuduk.

Kami berdua melaksanakan salat tahajjud dua rakaat. Sebelum waktu subuh memghampiri. Kemudian meraih Alquran dan membacanya beberapa ayat sampai terdengar suara azan subuh di kumandangkan muazin.

Jika sehelai mukena merelakan dirinya untuk ikut masuk surga. Dan merestui tubuhnya di seret ke dalam kebaikan. Bagaimana dengan kita sebagai khalifah di muka bumi?

#JeWe45
#polaLDA
#bahagiadenganmenulis
#menulisitusedekah
#virusbahagia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar