Senin, 17 Juni 2019

Mukena Bagus

*Tugas 3*

*Mukena Bagus*
*By Noer*

Lemari berwarna kecoklatan itu nampak masih kokoh. Kaca yang terpasang masih setia memancarkan gambar wajahku setiap kali bersolek. Walau gagangnya sudah ada yang copot.

Suara lantunan ayat suci Alquran terdengar lantang dari mesjid terdekat. Sayup2 sampai dari mesjid kejauhan. Karena hari ini Jumat berkah, jadi garim mesjid sengaja memutar kaset tilawah sebelum waktu salat jumat masuk.

"Ibuuuk, mukenanya basah", sorak gadis kecilku dari ruang tengah.

Aku memalingkan wajahku ke arah suara. Terdengar suara ribut saling menyalahkan.

"Kenapa, Kak?

"Si Dedek merebut minuman kakak. Mukena ibu basah", jawab si Kakak membela diri.

"Kakak yang salah. Pelit", si Dedek ngg mau kalah.

Sudah
Sudah

Aku melerai pertengkaran kedua gadisku. Kemudian mengambil mukena yang tergeletak di sofa tersiram air sirup ABC. Warna mukena berubah menjadi kuning.

Aku tak bisa berkata apa2. Mau marah tak mungkin. Sementara mukena warna putih yang baru di pakai beberapa kali sudah tak berbentuk lagi.

Aku langsung action. Mengambil mukena dan langsung membawa ke belakang untuk dicuci.

Gedubrakkk...

Mainan si Dedek terpelanting ke dinding. Aku kaget karena mainan juga tepat di badan si meong. Ia melompat keluar dengan spontan.

Meoooong
Meoooong

"Ibuk jangan marah, Kakak ngg sengaja", rengek si Kakak di belakangku.

Ibu mana yang tidak akan luluh mendengar permohonan anaknya. Rengekan yang disertai kata maaf dan tidak akan mengulangi.lagi.

Aku tersenyum bangga. Anak sekecil itu sudah mau mengakui kesalahannya dengan berani.

"Ya, Nak. Kalau main hati2 ya", ucapku memperingatkan.

Sebentar lagi waktu salat zuhur akan masuk. Aku harus mencari mukena pengganti. Kembali aku ke kamar dan melihat2 isi lemari.

"Hai, Uni", sapa mukena warna ping.

Aku mencari2 sumber suara. Suara yang sudah lama tak kudengar. Selidik punya selidik rupanya si Mukena Ping terjepit diantara kain lama yang sudah tak terpakai.

Aku menariknya keluar. Dan membuka lipatannya.

"Masih cantik", gumamku.

"Yeee, Uni. Cantik dong. Uni aja yang ngg perhatian sama aku", jawabnya.

"Maaf deh."

Emang aku yang salah. Sudah lama aku tak memakai mukena yang satu ini. Padahal ini mukena adalah buatan dalam negeri. Alias buatan sendiri. Hasil belajar menjahit sama kawan sesama guru. Guru tata busana tepatnya.

Setelah kupastikan aman untuk di pakai untuk salat, kulipat dan kukawankan dengan sajadah yang juga berwarna ping. Serasi dahhh...

Cie
Cie

"Yang lagi ketemu pasangannya", godaku.

Mukena jadi malu. Sementara Sajadah melirikku dengan sudut matanya. Ia kerdipkan matanya sebagai ucapan terima kasih kepadaku telah mempertemukan dengan pasangannya.

Ok
Ok

Ucapku sambil mengacungkan jempol seksiku.

"Ayuk kita salat, Buk", ajak si Kakak.

"Dedek juga, Buk", sorak si Dedek sambil berlarian ke kamar mandi ngambil wudu katanya.

Melihat anak2 begitu bersemangat untuk beribadah, aku jadi terharu.

"Terima kasih tuhan kau telah menganugerahkan anak2 yang soleh kepadaku. Semoga kelak Kau kumpulkan kami bersama orang2 sholeh di surgaMu", doaku dalam hati.

Kebahagiaan itu sungguh menyenangkan. Bagaimana caramu menggapainya?

#JeWe45
#polaldasuper
#bahagiadenganmenulis
#menulisitusedekah
#virusbahagia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar