Selasa, 18 Februari 2020

Tek Nun Dipinang

#tantanganharike27
#tantanganmenulismediaguru

Tek Nun Dipinang
By Noer

Senin merupakan hari yang seringkali menakutkan bagi insan yang kurang bersyukur. Hari yang tidak dirindui bagi yang tidak suka tantangan. Tapi tidak bagi Tek Nun. Karena senin kali ini beda dari senin biasanya.

"Apanya yang beda Tek Nun?" Tanya kotak tissue dari atas meja.

"Mau tau aja atau mau tau banget?"

"Banget dong."

"Oke. Tapi ada syaratnya."

"Apa?"

"Tolong belikan Tek Nun kopi ke warung sebelah. Biar beceritanya di temani kopi pahit."

"Aduh..."

Tik
Tik
Tik

"Alhamdulillah, makasih ya."

Baik. Tapi jangan kaget ya. Cerita Tek Nun kali ini so sweet banget lho. Pasang telinganya baik-baik. Coba raba telinganya, masih ditempat yang semula ngg? Atau sudah bergeser?

Sambil mengecek posisi telinganya, mari Tek Nun lanjutkan ceritanya.

Selesai upacara penaikan bendera pagi tadi, Tek Nun bersama kawan-kawan sudah membubarkan diri dari barisan. Namun, belum sempurna balik kananya, pembina upacara memberikan instruksi, bahwa akan ada acara pengukuhan angkatan 41 'Parmato Andaleh'. Begitu murid-muridnya menamai angkatan mereka tahun ini.

Mendengar akan ada acara pengukuhan, Tek Nun bersama kawan-kawannya menahan diri sebentar untuk menyaksikan acara yang telah mereka persiapkan jauh-jauh hari.

Beberapa orang petugas acara pengukan tampak membawa segepok balon yang telah diikat dengan tali. Bagian bawahnya diikat dengan sebuah benda berwarna hitam.

"Ngg terlalu berat itu? Ntar balonnya ngg terbang lagi?" Tanya Tek Nun ke salah seorang muridnya.

"Aman Bu. Kemaren sudah diujicobakan," jawab mereka dengan wajah ceria.

Tek Nun bersama yang lain mencari posisi yang aman untuk menyaksikan pelepasan balon. Pertanda telah resminya nama angkatan mereka. Tentunya Tek Nun mencari tempat duduk yang aman. Karena lutut Tek Nun sudah memberikan kode, bahwa berdiri bukan posisi yang aman lagi. Maklum, faktor U alias umur.

Baru hitungan menit, terdengar suara melalui pengeras suara, "Bagi kelas XII silakan perwakilannya menjemput wali kelas."

"Upsss ... bakal berdiri lagi nih," ucap Tek Nun dalam hati.

Benar saja, tak beberapa muncul sosok seorang pria muda berpakaian putih abu-abu. Berjalan sambil mengedarkan pandangan ke berbagai sisi lapangan mencari sosok wali kelasnya.

Tek Nun langsung teringat sebuah acara reality show di salah satu stasiun televisi swasta, Take Me Out. Sebuah acara yang diselenggarakan untuk mencari pasangan hidup.

"Sadar Tek Nun, itu muridmu," sorak sampah permen kopiko yang tergeletak di atas tanah.

"Astaghfitullah...rupanya siswa yang menjemput Tek Nun sudah berdiri di depanya sambil memamerkan senyum termanisnya.

"Moga muridku tak mendegar suara hatiku, ucap Tek Nun dalam hati.

Hampir saja Tek Nun lupa diri. Untung saja sampah permen kopiko cepat menyadarkan Tek Nun. Ha ha ha ...

Ibarat Tek Nun seperti dipinang oleh seorang kekasih. Padahal aslinya, Tek Nun tak pernah mengalami yang namanya di pinang. Langsung ke tahap ijab kabul. Sah ....

Tapi kenapa pula hari ini Tek Nun membayangkan suasana pertunangan. Jangan-jangan Tek Nun ...?

Ah, sudahlah. Anggap saja kejadian pagi tadi sebagai ungkapan rasa yang tak kesampaian. Karena dulu, sebelum acara ijab kabul dilaksanakan, Tek Nun pernah diusulkan untuk bertunangan oleh salah satu pihak keluarga. Namun, karena di kampung Tek Nun tidak di adatkan pula yang namanya pinang meminang, maka diputuskan saja untuk langsung ke acara inti. Jadi pertunangan hanya tinggal sebatas agan.

Ups...keceplosan. Oke sobat. Acara pinang meninang pagi tadi hanya sebatas hayalan. Tak usah diambil hati. Anggap Tek Nun sedang bermimpi. Sampai jumpa pada episode berikutnya.

#tantanganmenulis30hari
#mediaguru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar